10 Tahun Berkarya dan Bersumbangsih

29 April, satu dekade lalu, Stichting Hibiscus lahir untuk membantu adik-adik di Indonesia dalam bidang kebutuhan dasar seperti kebersihan dan pendidikan sekolah.

Hingga akhir Februari 2020 lalu, program revitalisasi dan pembangunan gedung sekolah baru saja rampung, termasuk program pemberian bantuan untuk adik-adik asuh. Namun sekarang, datang pandemi Covid-19 yang tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga hampir di seluruh dunia.

Sejak terdeteksi adanya kasus Covid-19 di Tanah Air, pemerintah pusat dan daerah mulai memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Ini dilakukan untuk memutus rantai dari penyebaran virus corona.

Pembatasan ini tentu saja membawa dampak bagi perekonomian masyarakat. Tidak hanya dari sektor usaha besar, tapi juga menengah dan kecil. Untuk itulah, bersama dengan Stichting Hibiscus, Yayasan Kembang Sepatu Indonesia berinisiatif untuk membantu beberapa pengrajin di daerah.

Contoh hasil karya masker dari pengrajin Wonosari

Seperti para pembatik di Wonosari, Yogyakarta. Untuk tetap mendapatkan penghasilan, kami bekerja sama dalam pembuatan masker untuk dijual ke masyarakat. Hasilnya mungkin tidak banyak, tapi perputaran kreasi dan keuangan, terjadi di sini. Kami menjualnya Rp45.000/pack (isi 5 masker), dengan seluruh hasil penjualan diberikan kembali ke pengrajin.

Tidak hanya di Wonosari, pembatik di Lasem, Semarang pun ikut kami berdayakan. Saat ini proses pembuatan masker dari batik Lasem, masih berjalan dan penjualan akan segera dilakukan. Harga untuk batik Lasem ini tentu berbeda, tapi hasilnya pasti memuaskan.

So, bagi Anda yang ingin memesan batik dari dua pengrajin di atas bisa menghubungi email: maskerbatik2020@gmail.com. Semua ini kami lakukan untuk bisa membantu pengrajin untuk tetap berkarya.

Semoga di usia yang ke-10 tahun ini, Stichting Hibiscus melalui Yayasan Kembang Sepatu Indonesia masih akan terus berkontribusi dan bersumbangsih yang terbaik untuk adik-adik serta masyarakat sekitar.

Salah satu memori di 2013, kala berkunjung ke Buniwangi, Sukabumi. Kompak bersama Bram (tiga kiri belakang), Agustina (baju merah belakang), Hendri (depan kiri bawah), Eva (kaos hitam bawah), Yuswa (depan berkacamata hitam), dan Aminudin Arif (paling kanan)

Terima kasih untuk Anda semua, baik itu donatur atau relawan, atas dukungan moril, tenaga, doa, waktu, dan lain sebagainya yang sudah dicurahkan untuk Stichting Hibiscus hingga kini.